Selasa, 08 November 2011

ELECTRONE MICROSCOPE

Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. Kedua penemuan inilah yang merupakan dasar penciptaan mikroskop elektron. Artikel ini menjelaskan tentang mengenal mikroskop elektron.

Ernst Ruska Ernst Ruska (1906 – 1988) and Bodo von Borries (1905 – 1956)

Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska bersama rekannya, Bodo von Borries, menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986.

Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu). Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali.

Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini, namun adanya persyaratan bahwa obyek yang diamati harus setipis mungkin, membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dibuat setipis mungkin. Dalam perkembangannya masalah ini terpecahkan dengan ditemukannya sebuah alat yang disebut mikrotom. Dengan alat ini spesimen bisa disayat dengan sangat tipis.

Pembuatan preparat untuk mikroskop elektron

Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan preparat. Prinsip penyediaan preparat untuk mikroskop elektron adalah sebagai berikut :

  1. Melakukan fiksasi : bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. Fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.
  2. Pembuatan sayatan : bertujuan untuk memotong spesimen hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian, karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Hasilnya, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati.
  3. Pelapisan/pewarnaan : bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.

Jenis-jenis mikroskop elektron

Ada banyak macam mikroskop elektron dengan cara kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan saat ini.

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Scanning Transmission Electron Microscopy (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari Transmission Electron Microscopy (TEM).

Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM. Optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

Mikroskop Pemindai Elektron (SEM)

Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengamati detil permukaan sel atau struktur mikroskopik lainnya, dan dan mampu menampilkan pengamatan obyek secara tiga dimensi.

Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu mikroskop pemindai elektron ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM adalah fisikawan Jerman Dr. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu.

Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin, Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek.

cara kerja mikroskop elektronCara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.

Mikroskop Elektron Pemindai Lingkungan (ESEM)

Environmental Scanning Electron Microscope (ESEM) ini merupakan pengembangan dari SEM, yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.

Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah spesimen alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek, yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.

Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic Mechanical Properties of Keratin Fibres .

Dr. Danilatos dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi.

Deengan teknologi ESEM ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%. Dalam arti kata lain ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering maupun basah.

Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 (perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company) telah menemukan suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang obyek ke permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di antaranya adalah beberapa gas ideal dan gas lain. Namun, yang memberikan hasil gambar yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang kurang memberikan hasil yang maksimum.

Mikroskop refleksi elektron (REM)

Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum - RHELS)

Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)

Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, dan digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet.

Pembuatan film dengan mikroskop ESEM

Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus pada obyek yang hidup.

Sebuah perusahaan film dari Perancis bahkan berhasil merekam kehidupan makhluk kecil dan memfilmkannya secara nyata. Dari beberapa film yang dibuat, film berjudul Cannibal Mites memenangkan beberapa penghargaan di antaranya Edutainment Award (Jepang 1999), Best Scientific Photography Award (Perancis 1999), dan Grand Prix Best Popular and Informative Scientific Film (Perancis 1999). Film ini ditayangkan juga di stasiun televisi Zweites Deutsches Fernsehen Jerman, Discovery Channel di AS dan Britania Raya. Kini perusahaan yang sama tengah menggarap film seri berjudul "Fly Wars" yang rata-rata memakai sekitar lima menit pengambilan gambar dengan ESEM Pada film tersebut dapat dilihat dengan detail setiap lembar bulu yang dimiliki lalat dalam pertempurannya.

PRAKTEK OSMOSIS

Mengamati proses osmosis pada kentang. Jenis praktikum yang ini lebih mudah dan lebih murah dibandingkan disain praktikum sejenis yang menggunakan kertas selofan atau usus babi.
Langsung saja, misalnya prosedur praktikumnya seperti berikut ini

Alat dan Bahan

  • Pisau
  • Tissue
  • Gelas ukur 50 ml
  • Stopwatch
  • Neraca
  • Kentang
  • Aquades
  • Larutan glukosa 30%
  • Larutan glukosa 5%

Cara Kerja

  1. Bersihkan kentang mentah dari kulitnya.
  2. Potong kentang dengan ukuran 2 × 1 cm sebanyak 3 potong. Usahakan potongan kentang tersebut memiliki berat yang sama. Saat mengupas kentang dan memotongnya upayakan jangan sampai terkena air atau cairan apa pun.
  3. Siapkan larutan gula 30 % dan 5 % masing-masing dalam gelas ukur dengan volume sekitar 20 mL.
  4. Masukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas ukur yang telah diberi tanda A (larutan glukosa 30%), gelas ukur B (larutan glukosa 5%), dan gelas ukur C berisi aquades.
  5. Biarkan potongan kentang tersebut terendam selama 20 menit.
  6. Setelah 20 menit angkatlah kemudian simpan di atas tissue. Dan periksa keadaan kentang tersebut, kemudian timbang ulang kentang tersebut dan catat hasilnya.
osmosis pada kentang

Hasil Pengamatan


LARUTAN SEBELUM SESUDAH KEADAAN
A GULA 30% 1 GR 0,2 GR LEMBEK
B GULA 5% 1 GR 0,4 GR AGAK LEMBEK
C AQUADES 1 GR 1,2 GR KERAS

Pembahasan

Perhatikan berat kentang semula sebelum direndam, semua sama 1 gr. Setelah perendaman pada larutan gula 5% tekstur kentang agak lembek, sedangkan perendaman pada larutan gula 30% kondisinya lebih lembek. Tetapi keduanya menunjukkan pengurangan berat.
Sedangkan perendaman pada aquades, tekstur kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
osmosis pada kentangosmosis pada kentang
Kiri: kentang menjadi lembek setelah direndam dalam larutan glukosa. Kanan : kentang mengeras setelah direndam aquades.
Bagaimana penjelasannya?
Ingat konsep ini: osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermeabel.
Saat kentang direndam dalam larutan gula 30% dan 5% akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis. Lihat gambar berikut.
osmosis
Perhatikan apa yang terjadi jika sel hewan dan sel tumbuhan direndam dalam larutan hipertonis atau hipotonis.
Peristiwa ini berakibat pada dua hal:
  1. Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya kentang menjadi empuk dan lembek
  2. Terjadi penurunan berat kentang akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan.
  3. Kelunakan kentang dan pengurangan berat bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
plasmolisis
Beginilah bentuk sel yang mengalami plasmolisis. Perhatikan rongga yang terbentuk di antara membran sel dengan dinding sel.
Untuk kentang yang direndam dalam aquades, peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air dari larutan masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel dalam keadaan turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
NOTE



DETAIL


Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat
(tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.

Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). 

Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air,sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.


PRAKTEK JARINGAN EPITHEL

Tujuan

Mengamati sel epithelium mukosa pipi manusia.

Alat dan Bahan

  1. Cotton budd/spatula
  2. Mikroskop, kaca preparat, kaca penutup
  3. Jarum pentul
  4. Pipet tetes
  5. Larutan metilen blue

Cara Kerja

  1. Koreklah bagian dalam pipi menggunakan cotton budd atau spatula, kemudian oleskan di atas kaca preparat. Usahakan jangan sampai serat kapas cotton budd tertinggal pada kaca preparat!
  2. Teteskan dua tetes larutan metilen biru di atas olesan sampel preparat, lalu tutup dengan kaca penutup.
  3. Amati dengan mikroskop.
  4. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelompokmu!

Diskusi

  1. Bagaimana bentuk dan susunan sel pipi yang kalian amati?
  2. Dapatkah kalian mengamati nukleus sel pipi pada percobaan tersebut?
  3. Bagaimana bentuk umum sel itu?
  4. Gambar dan tuliskan bagian–bagian sel yang sedang kalian amati, misalnya membran sel, sitoplasma, protoplasma, dan nukleus!
  5. Jelaskan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada sel bawang dengan sel mukosa pipi!

Hasil pengamatan

Bergantung pada cara kerja, pewarnaan, dan kualitas mikroskop, kira-kira hasil pengamatannya seperti ini.


Epithel pipi, pewarnaan metilen blue, 100x. Tampak inti di tengah sel berwarna biru dan organel sel tidak tampak.

Epithel pipi, pewarnaan metilen blue, 400x. Tampak inti di tengah sel berwarna biru dan organel sel tampak sebagai granula biru (bintik-bintik)

Epithel pipi, tanpa pewarnaan, 600x. Tampak inti di tengah sel dan organel sel tampak sebagai granula (bintik-bintik)

Jawaban pertanyaan

  1. Bentuknya pipih lebar seperti sisik (squamosa) dengan inti di tengah.
  2. Bisa. Inti sel tampak berupa bulatan kecil di tengah sel berwarna biru karena pewarnaan metilen blue.
  3. Bentuk umumnya pipih dan tipis seperti sisik (squamosa)
  4. (silahkan kerjakan sendiri, hi hi hi …)

  5. Persamaan
    1. Pada pengamatan sel bawang merah dan sel mukosa pipi yang tampak jelas adalah inti sel.
    2. Organel sel tidak dapat teramati dengan jelas
    Perbedaan
    1. Sel bawang merah adalah sel tumbuhan, sel mukosa pipi adalah sel hewan
    2. Pada pengamatan sel bawang merah tampak jelas inti sel dan dinding sel. Sedangkan pengamatan sel mukosa pipi tampak jelas inti sel dan membran sel.
DETAIL


JARINGAN EPITEL
  • Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. 
  • Adhesi diantara sel-sel ini sangat kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-rongga tubuh. 
  • Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit.
  • Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting.
  • Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. 
  • Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. 
  • Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.

Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi :
  1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.
  2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.

  • Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. 
  • Epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. 
  • Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. 
  • Epitel lainnya (misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. 
  • Pada umumnya mesoderm ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. 
Epitel yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada dua macam yaitu :
  1. Endothelium : Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe.
  2. Mesothelium : Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan pericardium.

Fungsi umum membran epitel :
  1. Proteksi : Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
  2. Absorbsi : Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
  3. Lubrikasi : Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi vagina.
  4. Sekretori : Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.

NUTRISI JARINGAN EPITEL
  • Pada umumnya jaringan epitel tidak memiliki pembuluh darah sehingga nutrisi untuk sel-sel didapatkan dengan cara tidak langsung. 
  • Nutrisi dan O2 yang berasal dari kapiler pada jaringan pengikat di bawah epitel harus lebih dulu menembus membrana basalis, selanjutnya nutrisi akan menyebar ke seluruh bagian epitel dengan cara difusi melalui substasi interseluler.

BENTUK SEL EPITEL
  • Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. 
  • Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah.

Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :
  1. Sel gepeng : Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.
  2. Sel kuboid : Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
  3. Sel silindris : Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal.

Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :
  1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium)
  2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium)
  3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium)
  4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium
  5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
  6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex )
  7. Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu).
  8. Epitel transisional (Transisional epithelium ).
Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).
  • Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. 
  • Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. 
  • Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
  • Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah
  • Epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.
Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
  • Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. 
  • Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. 
  • Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus. 
  • Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. 
  • Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.
Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).
  • Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. 
  • Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. 
  • Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. 
  • Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih. 
  • Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. 
  • Jika pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.

Epitel gepeng berlapis jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
  1. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin : Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.
  2. Epitel gepeng berlapis berkeratin : Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada epidermis kulit.

Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :
  1. Stratum basale : Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.
  2. Stratum spinosum : Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.
  3. Stratum granulosum : Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.
  4. Stratum lucidum : Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.
  5. Stratum corneum : Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.

Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
  • Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. 
  • Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. 
  • Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. 
  • Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus.

Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).
  • Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. 
  • Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.

Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu).
  • Pada jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. 
  • Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. 
  • Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong.
  • Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. 
  • Epitel ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. 
  • Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar.

Epitel transisional (Transisional epithelium ).
  • Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. 
  • Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.
  • Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. 
  • Sel-sel yang terdapat diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. 
  • Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. 
  • Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. 
  • Bagian bawah dari sel payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu. 
  • Permukaan sel payung dilengkapi dengan crusta yang dapat berfungsi untuk melindungi terhadap cairan kemih yang berada dalam rongga.

STRUKTUR PENYOKONG DALAM SEL EPITEL
  • Dalam sitoplasma sel epitel, terdapat organela yang berfungsi sebagai rangka penyokong, diantaranya sebagai anyaman yang dinamakan cell web. 
  • Distribusi bahan-bahan fibriler tersebut berbeda pada masing-masing jenis sel epitel, misalnya dalam sel-sel epitel untuk absorbsi seperti pada epitel usus, sebagian besar dari struktur fibriler berkumpul di bawah permukaan bebas sel tepat di bawah mikrovili, fibril yang membentuk anyaman tersebut dinamakan terminal web.
  • Di dalam sediaan epidermis kulit sering terlihat bangunan yang dinamakan tonofibril yang merupakan kumpulan berkas-berkas filamen. 
  • Filamen-filamen yang membentuk terminal web atau cell web melekat pada suatu daerah yang pada permukaan selnya terdapat struktur yang dinamakan desmosom.

STRUKTUR KHUSUS PADA SISI SEL EPITEL
  • Pengkhususan struktur pada sisi sel merupakan modifikasi permukaan sehingga memenuhi fungsi hubungan dalam berbagai bentuk. 
  • Bentuk khusus tersebut misalnya untuk kemantapan dalam kedudukannya, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu, dan untuk merambatkan listrik.
  • Bentuk khusus pada permukaan sel biasanya dinamakan berdasarkan pada ukuran dan bentuk daerah yang mengalami pengkhususan tersebut. 
  • Macula merupakan daerah kecil berupa bercak, sedangkan yang dimaksud dengan zonula adalah jika daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang dan bila daerahnya luas maka dinamakan fascia.
  • Jarak antara permukaan sel-sel yang berhadapan menjadi dasar dalam penamaan pada struktur khusus sel epitel. 
  • Pada umumnya jarak membran plasma dari sel-sel epitel yang berdekatan berkisar antara 150 Ã…- 200 Ã…. 
  • Istilah adhaeren digunakan untuk struktur khusus pada membran sel yang berdekatan dengan jarak antara 200 Ã…-250 Ã…. 
  • Di dalam celah antar sel tersebut berisi bahan yang diduga berguna untuk melekatkan satu sama lain. 
  • Istilah occludens digunakan untuk sel-sel yang berhadapan dimana masing-masing membran plasmanya berhimpit langsung tanpa dipisahkan oleh celah. 
  • Jenis hubungan ini biasanya dinamakan juga sebagai tight junction atau pentalaminar junction. 
  • Gap junction merupakan bentuk hubungan antar sel yang dipisahkan oleh celah yang sempit sebesar 20 Ã….

Atas dasar tersebut maka jenis hubungan dapat dinamakan sebagai berikut :
  1. Desmosome (macula adhaerens)
  2. Terminal bar (junctional complex)
  3. Gap junction

Desmosome (macula adhaerens)
  • Desmosome atau macula adhaerens biasanya berbentuk bulat atau oval. Hubungan tersebut memberikan kesan bahwa dua sel yang berdekatan tersebut menempel satu sama lain. Fungsi desmosome adalah sebagai tempat perlekatan mekanik antar dua sel yang berdekatan. Bentuk ini banyak dijumpai pada epitel berlapis yang banyak mengalami tekanan, seperti pada epidermis dan cervix. Bila jumlah desmosome berkurang, maka sel-sel tersebut mudah terlepas seperti pada kelainan kulit tertentu. Desmosome yang bukan merupakan hubungan antar dua sel seperti yang terdapat pada bagian dasar sel epitel yang berdekatan dengan jaringan pengikat di bawahnya, maka bentuknya tidak menunjukkan gambaran yang simetris, melainkan hanya separuhnya saja yang disebut dengan hemidesmosome.

Terminal bar (junctional complex)
  • Terminal bar merupakan serangkaian bentuk pengkhususan dari membran sel berbentuk sebagai : zonula occludens, zonula adhaerens, dan serangkaian desmosome. Tight junction pada terminal bar mempunyai struktur khas, yaitu menunjukkan pola rigi-rigi yang beranyaman pada permukaannya. Daerah zonula adhaerens dari terminal bar tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai macula adhaerens kecuali daerah yang melingkari sekeliling sel. Fungsi zonula occludens adalah untuk memisahkan celah ekstraseluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan, sedangkan fungsi zonula adhaerens adalah untuk pelekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain seperti pada otot jantung.

3. Gap junction
  • Gap junction merupakan hubungan interseluler yang mempunyai kategori hubungan komunikasi antar sel. Gap junction tersusun oleh molekul-molekul protein yang menonjol dari membrane sel membentuk suatu struktur yang membatasi saluran yang dinamakan connexon. Connexon ini diduga menghubungkan antara dua sel yang berdampingan melalui isi yang mengalir di dalamnya. Connexon ini berukuran separuh dari panjang saluran yang dibentuk. Kedua connexon tersebut bertemu sedemikian rupa sehingga antara dua membran sel yang berhadapan dipisahkan oleh celah (gap) sebesar 2-4 nm. Saluran dalam gap junction dapat mengalirkan molekul-molekul yang larut dalam air antara sel-sel yang berdekatan, sehingga gap junction dapat dikatakan menghubungkan sel-sel secara metabolisme dan listrik.

STRUKTUR KHUSUS PADA PERMUKAAN BASAL SEL EPITEL
Membrana basalis merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel dengan ketebalan yang berbeda-beda. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti epidermis kulit. Membrane basalis berfungsi sebagai penyokong dan bertindak sebagai filter yang semipermeabel dari bagian basal epitel.

Dengan menggunakan mikroskop electron, membrane basalis dapat dibedakan dalam :
  1. Lamina basalis : Ketebalannya antara 500 Ã…- 1000 Ã… yang merupakan anyaman padat filament halus.
  2. Lamina reticularis : Terdapat dibawah lamina basalis yang merupakan anyaman serat-serat retikuler dalam substansi dasar. Terkadang ditemukan serat elastis diantaranya, misalnya pada membrane basalis epitel trachea.

  • Menurut beberapa peneliti, lamina basalis dibentuk oleh sel-sel epitel, sedangkan lamina retikularis dibentuk oleh jaringan pengikat. 
  • Dari permukaan basal sel-sel epitel terdapat tonjolan-tonjolan yang masuk ke dalam jaringan pengikat di bawahnya. 
  • Hal ini merupakan factor penguat perlekatan epitel pada jaringan pengikat, terutama untuk epitel gepeng berlapis dan epitel transisisonal. 
  • Bangunan lain yang terdapat pada bagian basal adalah hemidesmosom yang berfungsi sebagai penguat perlekatan epitel pada jaringan pengikat.

STRUKTUR PADA PERMUKAAN BEBAS EPITEL MELIPUTI
  1. Mikrovili
  2. Stereocilia
  3. Kinocilia
  4. Crusta
  5. Cuticula

Mikrovili
  • Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Tonjolan-tonjolan tersebut dinamakan secara berbeda-beda, misalnya yang terdapat pada tubulus contortus proximalis, plexus choroideus, dan placenta sebagai brush border karena bentuknya seperti bulu sikat. Tonjolan yang terdapat pada epitel usus karena tampak bergaris-garis dinamakan striated border. Pada permukaan sebuah sel mungkin ditemukan sebanyak 2000 mikrovili. Fungsi dari mikrovili adalah untuk memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat suatu enzim yang dapat memecahkan bahan makanan agar dapat diabsorbsi.

Stereocilia
  • Stereocilia merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan sperma.

Kinocilia
  • Kinocilia atau yang biasa disebut dengan cilia, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur halus yang berbeda dengan stereocilia. Sebuah cilium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan corpusculum basale. Ukuran panjang kinocilia berkisar antara 5-10 µm dengan diameter 0,2 µm. cilia dapat ditemukan pada epitel tractus respiratorius, oviduct, dan uterus.

Crusta
  • Bangunan ini merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya.

Cuticula
  • Struktur ini merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Struktur khusus ini dapat ditemukan sebagai capsula lentis.


POLARITAS SEL-SEL EPITEL
  • Polaritas sel epitel adalah keadaan yang berbeda antara bagian puncak dan dasar epitel. Salah satu contohnya adalah sel silindris pada epitel usus yang berfungsi untuk absorbsi makanan. Di bagian puncak sel terdapat tetes-tetes lemak, kompleks golgi dan lebih banyak mengandung mitokondria dengan mikrovili pada permukaaan bebasnya, sedangkan pada tubulus contortus ginjal, mitokonria lebih banyak dibagian dasar sel.

KELENJAR
Kelenjar adalah suatu sel atau beberapa sel tubuh yang menghasilkan substansi khusus untuk bagian lain dari tubuh.
KLASIFIKASI KELENJAR
  1. KELENJAR EKSOKRIN
  2. KELENJAR ENDOKRIN

KELENJAR EKSOKRIN
  • Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya dan selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. 
  • Secara morfologik kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. 
Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, maka dapat digolongkan ke dalam :
  1. Kelenjar uniseluler
  2. Kelenjar multiseluler

Kelenjar uniseluler
  • Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.

Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi :
  1. Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.
  2. Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat.

Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
  1. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret
  2. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.

Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam tubuh dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu :
  1. Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)
  2. Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)
  3. Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)

Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland) meliputi
  1. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
  2. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
  3. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
  4. Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)

Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)
  • Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri).

Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)
  • Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .

Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
  • Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.

Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi kelenjar
  1. monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat) 
  2. kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya glandula sebacea).

Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi :
  1. kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya (misalnya testis dan ovarium) dan
  2. kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel.

Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :
  1. Kelenjar mukosa : Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai pembentuk lendir.
  2. Kelenjar serosa : Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin. Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas dan parotis. Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak ditengah. Pada bagian basal sel terdapat glanular endoplaspic reticulum sehingga pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya tampak gambaran yang bergaris-garis.
  3. Kelenjar campuran : Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa. Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk gambaran bulan sabit yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis.

Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu :
  1. Kelenjar merokrin : Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel yang ikut disekresikan (glandula subdorifera).
  2. Kelenjar apokrin : Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar (glandula axillaris dan glandula circumanale).
  3. Kelenjar holokrin : Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi sehingga sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula sebacea).

SEL MIO-EPITEL
  • Sel ini berasal dari epitel tetapi bersifat kontraktil seperti sel otot. Sel tersebut terletak diantara membrane basalis dan sel-sel epitel kelenjarnya. Sel mio-epitel diduga berfungsi untuk membantu mendorong sekret kelenjar ke dalam duktus excretorius, terlihat adanya tonjolan-tonjolan sitoplasma yang panjang mengelilingi pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.

ORGANISASI HISTOLOGIS KELENJAR EKSOKRIN
  • Pada umumnya kesatuan-kesatuan kelenjar bergabung membentuk kelenjar besar, sehingga masing-masing ductus excretoriusnya bermuara ke dalam saluran yang lebih besar. Seluruh kelenjar tersebut di bungkus oleh kapsel jaringan pengikat yang melanjutkan masuk ke dalam bagian dalam dari kelenjar sehingga seluruh kelenjar tersebut dibagi-bagi dalam lobus dan jaringan pengikat yang membatasi dinamakan septum interlobaris. Selajutnya jaringan pengikat tersebut juga membagi-bagi kelenjar dalam satuan yang lebih kecil yang dinamakan lobulus.
  • Pada beberapa kelenjar, tampak bahwa beberapa septum seolah-olah menuju ke satu arah yaitu kearah saluran utama memasuki kelenjar. Saluran utama kelenjar tersebut menerima saluran dari setiap lobus yang dinamakan duktus lobaris. Saluran ini menerima duktus interlobularis yang berjalan dalam septum interlobularis. Duktus interlobularis menerima saluran yang lebih kecil dari lobulus yang dinamakan duktus intralobularis yang hanya sedikit dibungkus oleh jaringan pengikat. Duktus intralobularis menerima sekret kelenjar melalui duktus intercalaris yang menampung langsung dari pars secretoria atau melalui canalicali intercellularis yang merupakan celah-celah diantara masing-masing sel-sel kelenjar.


KELENJAR ENDOKRIN
  • Kelenjar ini tidak memiliki saluran keluar, disebut juga dengan kelenjar buntu. Hasil dari kelenjar ini diangkut oleh pembuluh darah atau pembuluh limfe. Pada umumnya kelenjar endokrin terdapat anyaman kapiler yang berhubungan langsung dengan sel-sel kelenjar. Susunan sel-sel kelenjar dapat tersebar dalam anyaman kapiler atau membentuk kelompok-kelompok.
  • Oleh karena hormon sebagai hasil kelenjar endokrin dalam kadar yang sangat rendah sudah menunjukkan pengaruhnya, maka hormon tersebut tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, namun harus di timbun terlebih dahulu. Penimbunan pada hormon pada tingkat pertama dapat dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi yang selanjutnya dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel kelenjar atau dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamakan folikel (glandula thyroidea).
  • Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus, melainkan tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, dan selaput lendir usus). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu kesatuan yang dibungkus oleh jaringan pengikat (hypophisis cerebri).
  • Ada bentuk khusus dari kelenjar endokrin yang merupakan campuran kelenjar endokrin-eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat pada pancreas dimana kelenjar endokrin sebagai pulau-pulau diantara kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin sebagai insula langerhans.
Jika masih belum Jelas ini ada Refrensi lagi OK

LAGI YA


Minggu, 06 November 2011

TREND SETTER


Mendengar obrolan anak muda yang kadang membuat ketawa dan berefleksi disuatu tempat ..udah dulu belum sempat di tulis hehe


"Cah lanang kuwi kudu seneng ngombe..............
(Anak laki-laki itu harus senang minum)"ajak seorang teman untuk meminum minuman keras (miras).
"Yo mengko aku ngombe wis...............(Ya nanti aku minum kok)" ujar ngeles.
"Yen ra ngombe kuwi mending nganggo rok wae....................
(Kalo ga minum itu lebih baik pake rok aja)" ledek salah satu teman.
"Sante wae,sik yo aku tuku rokok dhisik..(Santai aja,ntar ya aku beli rokok dulu)"
Aku cari alasan agar bisa menghindar dari bujukan (yang menurutku negatif) yang terus memaksaku.................................
Obrolan semacam ini pasti ada dan sering didengar .....
............. Jelas nggak perlu ada kesimpulan ataupun dasar theory apalagi hypotesa
tulisan kayak gini aja pakai di analisis hahahaha

Jumat, 04 November 2011

GURUKU

hehehe ................. image

SIMPLE

Beginilah sebenernya kerja komputer


Maka beginilah kemudian memanfaatkannya

KERJA PRODUKTIF




BUKAN KERJA KERAS TETAPI KERJA PRODUKTIF


YANG INI JUGA YANG KU MAU




PECAH NDASE


Pecas Ndahe, ini pelesetan dari kata “pecah ndase”. Ini sejenis umpatan khas anak muda di Jogja dan Solo. Arti sesungguhnya adalah pecah kepalanya, lalu berubah menjadi sebuah arti kiasan.


360 DERAJAD

  • Mengarah ke NanoTeknologi iya ...sehingga menjadi mikroskopis
  • Mengarah ke Mangan ...able iya ..... sehingga menjadi makroskopis
hehehehe

MUNG MAMPIR NGOMBE

.............

-->
Adat dan budaya Jawa penuh dengan keanekaragaman dan nuansa filosofis yang sangat dalam dan mengena. Kalau selama ini kita mengenal tingkah laku dan tindak tanduk orang Jawa yang klemar klemer, tentu jangan berprasangka jelek dulu, karena itupun ada makna dan nilai filosofi yang melatarbelakanginya.

Salah satu ungkapan yang filosofis adalah “Urip Mung Mampir Ngombe”, yang dapat diartikan orang hidup itu hanyalah istirahat sejenak untuk minum. Ungkapan yang mempunyai arti sederhana namun dalam maknanya, dimana hidup mengacu kepada alam madya, yaitu kehidupan setelah manusia dilahirkan di dunia. Dalam budaya Jawa, kehidupan di dunia ini dapat diibaratkan sebagai perang antara nafsu baik dan nafsu jahat. Agar manusia dapat memenangkan perang tersebut, sehingga pada saat kematian rohnya kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus dapat menempatkan hati nuraninya di atas nafsu dengan latihan pengendalian diri dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa hingga selamat di dunia maupun di alam kelak nanti.

Oleh seorang seniman Jawa yang bernama Batak, Butet Kartaredjasa – si Raja Monolog - ungkapan ini diplesetkan menjadi “Urip Mung Mampir Ngguyu” dimana kurang lebih artinya sama dengan ungkapan aslinya. Hidup itu hanya mampir tertawa. Kalau kita bisa tertawa bersama Yang Memberi Hidup, itu lebih baik. Kalau umat-Nya bisa tertawa itu juga pasti atas kehendak-Nya bukan ? Tapi kita jangan tertawa karena berkuasa atau merasa lebih hebat dari orang lain. Mari kita tertawa sambil bersyukur karena Tuhan masih memberikan berkah-Nya.

Apa masih bisa diplesetkan lagikah ungkapan itu ? Tentu bisa ! Bagi kita yang sudah dan yang akan pikir-pikir akan memilih gaya hidup bersepeda ke tempat kerja ata aktivitas apapun, tentu bisa menjadikan ungkapan ini sebagai salah satu pedoman aktivitasnya, “Urip Mung Mampir Mancal”. Ya, karena hidup ini hanyalah hitungan sekejap dan apa yang kita lakukan dengan bersepeda memang sederhana, namun mempunyai makna berarti dan dalam. Belajar keseimbangan, belajar bermanuver, belajar melambat dan juga mempercepat kayuhan. Bukankah hal-hal seperti itu yang juga kita lakukan dalam menyikapi kehidupan sehari-hari ?

Hal-hal yang pelik dalam kehidupan sehari-hari seperti kemacetan tiada akhir setiap harinya, sebenarnya bisa diselesaikan dengan tindakan sederhana, dengan bersepeda ke tempat kerja atau aktivitas. Luangkanlah waktu sejenak untuk keluar dari comfort zone dan bertindak langsung dengan mengayuhkan sepeda kemana kita mau, kapan kita mau., tanpa ada hambatan, tanpa ongkos bensin membebani. Kesederhanaan memang sering diartikan kesepelean dan hal yang remeh di mata sebagian banyak orang, namun kesederhanaan sering tampil sebagai solusi cerdas atas berbagai masalah yang kita hadapi sehari-hari. Contohnya sudah jelas di depan mata, sampai kapan kita tahan terhadap kemacetan lalu lintas ? Sampai kapan kita berharap pada otoritas penguasa untuk mengatasi kemacetan ? Dan sampai kapan kita mau terus merogoh kocek kita untuk kebutuhan pengeluaran ongkos transport yang makin tidak murah ?

Bersepeda hanyalah sekelumit dari aktivitas kita sehari-hari, simpel dan lugas. Tidak perlu peralatan yang wah, canggih ataupun teknologi tinggi. Cukup turunkan sepeda anda yang selama ini lama menggantung atau teronggok di gudang rumah, rapihkan, bersihkan. Ditambah peralatan keamanan (safety) yang memadai, jadilah anda sebagai bagian dari solusi. Dengan demikian anda telah menjadi sebatang lidi yang lambat laun terkumpul dengan batang-batang lidi lainnya terikat erat dalam satu komunitas yang kita cintai. Niscaya semakin banyak batang lidi berkumpul menjadi satu, semakin teguhlah arah tujuan kita untuk kehidupan yang lebih baik di sekeliling kita.

“Urip Mung Mampir Mancal” gaya ungkapan plesetan KW3 ini mempunyai arti yang tidak jauh berbeda dari ungkapan orisinilnya. Tetap merunduk rendah hati dalam sikap, sederhana dalam tindakan namun efektif dalam solusi dan efisien dalam bergerak. Hidup cuma sekejap, kalau kita bisa bersepeda, ngguyu dan mampir ngombe saat istirahat setelah lelah bersepeda bersama ataupun sendiri, alangkah indahnya hidup. Penuh warna dan banyak berbagi kesenangan dan kesehatan bagi orang-orang di sekitar kita.

Bagaimana menurut anda ?

Begitu indahnya bumi bikinan Tuhan ini ................luar biasa kita nggak ada apa apanya