SOAL SUBSTANSI GENETIK - HEREDITAS
1. Ahli genetika yang membuktikan melalui eksperimen bahwa kromosom membawa material genetik adala
a. Morgan
b. Mendell
c. Wilhelm Roux
d. Spallanzani
e. T. Bovery dan Sutton
2. Bentuk kromosom dengan letak sentromer agak jauh dari ujung kromosom dan biasanya membentuk huruf L atau J adalah bentuk ….
a. telosentrik
b. akrosentrik
c. submetasentrik
d. metasentrik
e. subakrosentrik
3. Lalat buah sering digunakan para ahli genetika dalam penyelidikan. Berikut ini yang bukan termasuk sifat yang dimiliki lalat buah adalah ….
a. mudah diperoleh
b. hidup dipengaruhi musim
c. bertelur banyak
d. jumlah kromosom sedikit
e. mudah dipelihara
4. Kromosom berada dalam pasangan pasangan (kromosom homolog). Gen- gen yang terletak pada lokus yang sama pada kromosom tersebut adalah ….
a. duplikasi
b. mutasi
c. euploid
d. alel
e. determinan
5. Berikut ini yang bukan basa nitrogen pembentuk DNA adalah ….
a. urasil
b. guanin
c. timin
d. adenin
e. sitosin
6. Pada setiap DNA, purin dan pirimidin terikat pada gula deoksiribosa dan sebuah fosfat, unit ini disebut …
a. nukleolus
b. nukleus
c. nukleosida
d. gula pentosa
e. nukleotida
7. Kemampuan DNA memperbanyak diri disebut kemampuan ….
a. heterokatalik
b. katalisator
c. autokatalik
d. eukatalik
e. alokatalik
8. Pada makhluk hidup gen diwariskan melalui ….
a. ribosom
b. kromosom
c. nukleolus
d. nukleoplasma
e. nukleus
9. Berikut ini yang bukan termasuk karakteristik RNA adalah .…
a. berbentuk rantai tunggal
b. basa nitrogen terdiri atas purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan urasil)
c. menggunakan ribosa sebagai gulanya
d. kadarnya tidak tetap
e. hanya terdapat pada nukleus
10. RNA yang juga bertindak sebagai pola cetakan untuk membentuk polipeptida dengan mengatur urutan asam amino dari polipeptida yang disusun adalah
a. RNA-d
b. RNA-r
c. RNA-t
d. RNA-ase
e. RNA-m
11. Proses pembentukan RNA oleh DNA disebut ….
a. translokasi
b. transformasi
c. translasi
d. transmisi
e. transkripsi
12. RNA akan membentuk cetakan untuk sintesis protein setelah menerima kode genetik dari DNA. Tempat berlangsungnya sintesis protein adalah ….
a. ribosom dalam sitoplasma
b. kromosom
c. gen dalam lokus
d. nukleolus
e. nukleus
13. Jika terjemahan kode genetik dalam sintesis protein yang dihasilkan oleh RNA-t adalah AAU UGU AAA, informasi genetik yang dirancang dalam DNA adalah ....
a. TTA ASA TTT
b. AAT TGT AAA
c. UUA AGA TTT
d. AAU AGA UUU
e. UUT UGU UUU
14. Berikut ini yang bukan bentuk kromosom adalah ….
a. telosentrik
b. submetasentrik
c. sentrometrik
d. metasentrik
e. akrosentrik
15. Dalam sintesis protein penyimpangan sering terjadi yang dapat menimbulkan perubahan sifat. Hal ini disebabkan ….
a. DNA salah memberi kode
b. RNA-r salah menerjemahkan kode
c. RNA-t salah menerjemahkan kode
d. RNA-d salah menerjemahkan kode
e. RNA-t salah membawa kode
ESSAY
- Jelaskan perbedaan nukleotida dan nukleosida pada DNA.
- Jelaskan peristiwa transkripsi dan translasi.
- Sebutkan perbedaan-perbedaan DNA dan RNA.
- Sebutkan macam-macam kromosom dan gambarkan masing-masing.
- Sebutkan dan jelaskan macam-macam gen berdasarkan letaknya
SOAL REMEDIAL MATERI HEREDITAS
- Warna merah pada biji gandum dihasilkan genotip R*B*, putih oleh genotip resesif gandanya (rrbb). Genotip R*bb dan rrB* menghasilkan biji coklat. Varietas merah homozigot disilangkan dengan varietas putih. Hasil fenotip yang diharapkan dalam F2.. (tuliskan persilangannya)
- Dari perkawinan antara laki-laki bergolongan darah M dengan wanita bergolongan darah N. Maka golongan darah keturunan yang dimiliki adalah… (tuliskan persilangannya)
- Seorang laki-laki ragu-ragu untuk menikahi pacarnya karena setelah tes golongan darah menunjukkan Rh positif sedangkan pacarnya Rh negatif. Untuk meyakinkan keputusannya maka ia berkonsultasi. Atas permintaan konsultan ia mengetes juga golongan darah kedua orang tuannya dan hasilnya Ayah dan Ibu keduanya Rh positif. * Apa alasan keraguan laki-laki tersebut! *Apabila kedua orang tuanya bersifat homozigot, apa yang terjadi pada pasangan tersebut seandainya mereka tetap menikah!
- Hitunglah NPS (Nilai Pindah Silang) pada hasil keturunan dengan total 2300. Jika tipe induk/parental berjumlah 1909 dan rekombinan sisanya… (tuliskan perhitungannya)
- Seorang perempuan normal menikah dengan laki-laki penderita buta warna. Anak perempuannya normal kemudian menikah dengan laki-laki normal. Presentase kemungkinan cucu laki-laki dan perempuannya adalah… (tuliskan dan jelaskan perhitungannya)
SELAMAT MENGERJAKAN
MACAM POLA HEREDITAS PEWARISAN SIFAT
Hereditas Biologi SMA. pada kesempatan ini admin menyempatkan untuk membuat postingan mengenai pola-pola hereditas, adik-adik diharapkan mampu mempelajari berbagai macam cara pewarisan sifat, yang meliputi:
Pautan (linkage)
Pindahsilang (crossing over)
Pautan sex (sex linkage)
Gagal berpisah (non disjunction)
Determinasi sex
Gen lethal
1. Pautan
Pautan/Tautan (linkage) adalah suatu keadaan dimana terdapatbanyak gen dalam satu kromosom. Pengertian ini biasanya mengacu pada kromosom tubuh (autosom). Akibatnya bila kromosom memisah dari kromosom homolognya, gen-gen yang berpautan tersebut selalu bersama.
Semisal suatu genotif AaBb mengalami pautan antar gen dominan dan antar gen resesif, maka A dan B terdapat dalam satu kromosom, sedangkan a dan b terdapat pada kromosom homolognya. Bila terjadi pembelahan meiosis maka gamet yang terbentuk ada dua macam, yaitu AB dan ab.
Ciri Pautan:
- semisal pada AaBb, gamet hanya 2 macam
- jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1
2. Pindah Silang (crossing over)
Pindah silang (crossing over) merupakan peristiwa pertukaran gen karena kromosom homolog saling melilit saat meiosis. Misalkan suatu genotif AaBb mengalami pindah silang saat pembelahan meiosis akan diperoleh gamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, dan aB.
Dua yang pertama (homogamet) disebut kombinasi parental (KP) yang merupakan hasil peristiwa pautan, dan
dua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasi baru (KB) atau rekombinan (RK) yangmerupakan hasil peristiwa pindahsilang.

Prosentase terbentuknya kombinasi baru saat terjadi pindah silang disebut Nilai Pindah Silang (NPS) yang dapat dihitung dengan rumus berikut:

Ciri Pindah silang:
- semisal pada AaBb, gamet 4 macam
- jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1 : 1 : 1
3. Pautan Sex
Pautan sex (sex linkage) merupakan suatu keadaan dimana terdapat banyak gen tertentu yangselalu terdapat pada kromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul hanya pada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenis pautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.
Contoh: persilangan antara lalat Drosophilla melanogaster bermata merah dan putih.
P : jantan mata putih X betina mata merah
XmY XMXM
F1 : XMY : jantan mata merah
XMXm : betina mata merah
P2 : XMY x XMXm
FZ : XMY : jantan mata merah
XmY : jantan mata putih
XMXM : betina mata merah
XMXm : betina mata merah
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gen yang menyebabkan warna mata pada lalat terdapat pada kromosom X. Mata merah disebabkan gen dominan M, dan mata putih disebabkan gen resesif m. Hasil persilangan pada F, induk jantan yang bermata putih mewariskan gen m pada anak betina, sedangkan induk betina yang bermata merah mewariskan gen M pada anak jantan.
Ingat
Pada anak jantan, X berasal dari induk betina
Pada anak betina, X berasal dari kedua induk
Inilah yang disebut konsep pewarisan sifat menyilang (criss cross inheritance)
4. Gagal Berpisah (non disjunction)
Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog untuk memisahkan diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau kurang jumlah kromosomnya.
Contohnya persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina mengalami gagal berpisah. Lalat betina yang mengalami gagal berpisah membentuk tiga macam kemungkinan gamet yaitu X, XX, dan 0. Bila lalat jantan yang mengalami gagal berpisah kemungkinan gametnya adalah X, Y, XX, YY, dan 0.
P : XY x XX (gagal berpisah)
G : X X
Y XX
0
F : XX : betina normal
XY : jantan normal
XXX : betina super (biasanya mati)
XXY : betina (fertil)
XO : jantan (steril)
YO : jantan (lethal)
Gamet hasil gagal berpisah pada:
- betina : X, XX, 0
- jantan : X, Y, XX, YY, 0
5. Determinasi sex
Determinasi sex adalah cara penentuan jenis kelamin pada hewan dan manusia yang dilambangkan dengan huruf tertentu.
Khusus pada Drossophila, penentuan jenis kelamin didasarkan pada Index Kelamin yang merupakan rasio antara jumlah kromosom X dengan jumlah pasangan autosom. Bila rasionya lebih besar atau sama dengan setengah, jenis kelaminnya jantan. Bila lebih besar atau sama dengan satu jenis kelaminnya betina. Dan bila lebih besar dari setengah dan lebih kecil dari satu lalat tersebut merupakan lalat intersex.

Contoh: AAXX IK = 2X/2A = 1 lalat betina
AAXY IK = X/2A = 0,5 lalat jantan
AAXXX IK = 3X/2A = 1,5 lalat betina
AAXXY IK = 2X/2A = 1 lalat betina
AAXO IK = X/2A = 0,5 lalat jantan
AAAXX IK = 2X/3A = 0,6 lalat intersex
Pada makhluk hidup lain penentuan jenis kelaminnya seperti pada tabel berikut:

6. Gen Lethal
Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang memilikinya bila dalam keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal dominan dan lethal resesif.
Lethal dominan menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot dominan.
Contoh: persilangan antara tikus kuning dengan sesamanya
p : tikus kuning x tikus kuning
Kk Kk
F : KK : tikus kuning (lethal) 2Kk : tikus kuning
kk : normal
Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning homozigot dominan selalu lethal.
Lethal resesif menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot resesif.
Contoh: persilangan antara jagung berdaun hijau dengan sesamanya
p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijau
Hh Hh
F : HH : berdaun hijau
2Hh : berdaun hijau
hh : berdaun pucat (albino) – lethal
Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidak dapat membentuk klorofil.
MACAM POLA HEREDITAS PEWARISAN SIFAT
Hereditas Biologi SMA. pada kesempatan ini admin menyempatkan untuk membuat postingan mengenai pola-pola hereditas, adik-adik diharapkan mampu mempelajari berbagai macam cara pewarisan sifat, yang meliputi:
Pautan (linkage)
Pindahsilang (crossing over)
Pautan sex (sex linkage)
Gagal berpisah (non disjunction)
Determinasi sex
Gen lethal
1. Pautan

Semisal suatu genotif AaBb mengalami pautan antar gen dominan dan antar gen resesif, maka A dan B terdapat dalam satu kromosom, sedangkan a dan b terdapat pada kromosom homolognya. Bila terjadi pembelahan meiosis maka gamet yang terbentuk ada dua macam, yaitu AB dan ab.
Ciri Pautan:
- semisal pada AaBb, gamet hanya 2 macam
- jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1
2. Pindah Silang (crossing over)
Pindah silang (crossing over) merupakan peristiwa pertukaran gen karena kromosom homolog saling melilit saat meiosis. Misalkan suatu genotif AaBb mengalami pindah silang saat pembelahan meiosis akan diperoleh gamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, dan aB.
Dua yang pertama (homogamet) disebut kombinasi parental (KP) yang merupakan hasil peristiwa pautan, dan
dua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasi baru (KB) atau rekombinan (RK) yangmerupakan hasil peristiwa pindahsilang.

Prosentase terbentuknya kombinasi baru saat terjadi pindah silang disebut Nilai Pindah Silang (NPS) yang dapat dihitung dengan rumus berikut:

Ciri Pindah silang:
- semisal pada AaBb, gamet 4 macam
- jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1 : 1 : 1
3. Pautan Sex
Pautan sex (sex linkage) merupakan suatu keadaan dimana terdapat banyak gen tertentu yangselalu terdapat pada kromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul hanya pada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenis pautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.
Contoh: persilangan antara lalat Drosophilla melanogaster bermata merah dan putih.
P : jantan mata putih X betina mata merah
XmY XMXM
F1 : XMY : jantan mata merah
XMXm : betina mata merah
P2 : XMY x XMXm
FZ : XMY : jantan mata merah
XmY : jantan mata putih
XMXM : betina mata merah
XMXm : betina mata merah
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gen yang menyebabkan warna mata pada lalat terdapat pada kromosom X. Mata merah disebabkan gen dominan M, dan mata putih disebabkan gen resesif m. Hasil persilangan pada F, induk jantan yang bermata putih mewariskan gen m pada anak betina, sedangkan induk betina yang bermata merah mewariskan gen M pada anak jantan.
Ingat
Pada anak jantan, X berasal dari induk betina
Pada anak betina, X berasal dari kedua induk
Inilah yang disebut konsep pewarisan sifat menyilang (criss cross inheritance)
4. Gagal Berpisah (non disjunction)
Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog untuk memisahkan diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau kurang jumlah kromosomnya.
Contohnya persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina mengalami gagal berpisah. Lalat betina yang mengalami gagal berpisah membentuk tiga macam kemungkinan gamet yaitu X, XX, dan 0. Bila lalat jantan yang mengalami gagal berpisah kemungkinan gametnya adalah X, Y, XX, YY, dan 0.
P : XY x XX (gagal berpisah)
G : X X
Y XX
0
F : XX : betina normal
XY : jantan normal
XXX : betina super (biasanya mati)
XXY : betina (fertil)
XO : jantan (steril)
YO : jantan (lethal)
Gamet hasil gagal berpisah pada:
- betina : X, XX, 0
- jantan : X, Y, XX, YY, 0
5. Determinasi sex
Determinasi sex adalah cara penentuan jenis kelamin pada hewan dan manusia yang dilambangkan dengan huruf tertentu.
Khusus pada Drossophila, penentuan jenis kelamin didasarkan pada Index Kelamin yang merupakan rasio antara jumlah kromosom X dengan jumlah pasangan autosom. Bila rasionya lebih besar atau sama dengan setengah, jenis kelaminnya jantan. Bila lebih besar atau sama dengan satu jenis kelaminnya betina. Dan bila lebih besar dari setengah dan lebih kecil dari satu lalat tersebut merupakan lalat intersex.

Contoh: AAXX IK = 2X/2A = 1 lalat betina
AAXY IK = X/2A = 0,5 lalat jantan
AAXXX IK = 3X/2A = 1,5 lalat betina
AAXXY IK = 2X/2A = 1 lalat betina
AAXO IK = X/2A = 0,5 lalat jantan
AAAXX IK = 2X/3A = 0,6 lalat intersex
Pada makhluk hidup lain penentuan jenis kelaminnya seperti pada tabel berikut:

6. Gen Lethal
Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang memilikinya bila dalam keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal dominan dan lethal resesif.
Lethal dominan menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot dominan.
Contoh: persilangan antara tikus kuning dengan sesamanya
p : tikus kuning x tikus kuning
Kk Kk
F : KK : tikus kuning (lethal) 2Kk : tikus kuning
kk : normal
Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning homozigot dominan selalu lethal.
Lethal resesif menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot resesif.
Contoh: persilangan antara jagung berdaun hijau dengan sesamanya
p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijau
Hh Hh
F : HH : berdaun hijau
2Hh : berdaun hijau
hh : berdaun pucat (albino) – lethal
Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidak dapat membentuk klorofil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar